Kisah Tentang Hujan

Assalamualaikum WR. WB

Halo teman-teman
Ini adalah cerita tentang hujan ya
Selamat membaca...


Hujan






   Ini kisah tanpa percakapan. Jangan bingung jika dalam cerita ini tak ada percakapan, karena ini adalah kisahku dengan hujan. Hujan tak bisa berbicara kan? Aku tahu, hujan memang tak berbicara, tetapi hujan bersuara. Lewat tetes airnya yang jatuh menghujam tanah, atau bahkan tetes air yang mengenai rambutmu.

   Hujan adalah berkah. Hujan merupakan suatu nikmat dari Allah SWT. Kita harus bersyukur kepada Allah karena telah menurunkan hujan. Saat hujan datang, jangan marah. Saat hujan datang, sambutlah : "Hujan, aku datang."

   Hujan. Mendengar atau melihat satu kata itu saja bisa membuatku kegirangan. Hujan membuatku berlari ke luar rumah, lalu menari-nari di bawah guyuran airnya. Kau tahu? hujan bisa membuat pikiran kita menjadi tenang. Apalagi aromanya yang khas. Petrichor. Cobalah kalau tak percaya. Tak perlu takut kedinginan, ataupun sakit. Kau bisa menikmati hujan saat gerimis maupun deras. Saat gerimis, airnya akan menyapa halus kulitku, semantara saat deras, airnya akan menyentuh kulitku lebih keras. Entah kenapa, aku menyukai hujan yang deras. Mungkin, karena itu menandakan bahwa hidup memang keras. Tapi entahlah, itu hanya menurutku.

   Hujan tahu segalanya. Semua yang terjadi padaku, hujan tahu. Tentu saja, karena aku selalu ada jika hujan datang. Aku selalu membagikan perasaanku padanya. Bertrtiaklah sepuasmu. Hujan tidak akan membiarkan orang lain mendengarnya. Bukankah itu alasan mengapa hujan tuturn sangat deras? Hujan akan setia mendengarkannya, lalu meluruhkan semua masalah kita, mengalirkannya hingga samudra lepas.

   Saat hujan berhenti, aku juga harus berhenti menari, berhenti bernyanyi, berhenti berteriak. Aku harus lakukan itu jika tak mau dianggap orang gila, tidak waras dan sebagainya. Aku akan duduk, merasakan sensasi setelah hujan. Dingin? Itu pasti. Aku mencoba merasakan sensasi lain. Perasaanku terasa nyaman. Sungguh aku tak berbohong. Hujan benar-benar berjasa bukan? Terimakasih hujan.


Itulah kisahnya..
Terima kasih dan sampai jumpa ditulisan saya selanjutnya

Wassalamualaikum WR. WB


Comments

Popular posts from this blog

Puisi Tentang Ibu dengan Bahasa Jawa

Puisi Dikala Hujan

Puisi Tentang Sepi